Durenan Kota Ketupat

0 komentar

Lebaran sebentar lagi. Begitu kira-kira syair yang sering disenandungkan ketika menjelang Lebaran. Tidak lama lagi, tepatnya Jumat 10 September umat muslim di dunia akan merayakan sebuah Hari Raya Idul Fitri 1431 H.

Idul Fitri (Bahasa Arab: عيد الفطر ‘Īdu l-Fiṭr) adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Cara menentukan 1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda. Pada tanggal 1 Syawal, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan menyelenggarakan Salat Ied bersama-sama di masjid-masjid, di tanah lapang, atau bahkan jalan raya (terutama di kota besar) apabila area ibadahnya tidak cukup menampung jamaah.

Begitu pula yang terjadi di sebuah desa terpencil bernama Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, namun ada sebuah keunikan pada hari raya idul fitri di desa tersebut. Pada tanggal 1 Syawal desa tersebut malah kelihatan sepi bak kota mati, tak ada kegiatan apapun, begitu pula hari ke-2 dan ke-3. Baru hari ke-4, 5, dan 6 kelihatan ada beberapa warga yang beraktivitas seperti brdagang, kerja, dll. Tak Cuma itu, warga desa juga kebanyakan pada awal syawal tersebut melakukan ibadah puasa syawal selamu 1 minggu. Tentunya setelah tanggal 1 syawal yang mana pada hari tersebut di haramkan berpuasa.




Ada satu pertanyaan. Ada apakah gerangan? Apakah warga di desa tersebut tidak merayakan hari raya idul fitri? Jawabannya adalah : “Iya.” Lalu kapan??
Taukan anda kalau desa tersebut telah tertanam budaya yang sudah bertahun-tahun dilaksanakan yaitu : “Kupatan” atau banyak orang mengatakan hari raya ketupat. Memang cocok sebutan “Durenan Kota Bertabur Ketupat” pasalnya disana tiap tanggal 8 syawal warga disana open house untuk menyajikan menu ketupat bagi keluarga dan kerabatnya untuk bersilaturrahmi, Bukan hanya kerabat dan keluarga, bahkan pengunjung yang tak kenalpun warga Durenan dengan senyum lebar menerima para pengunjung dengan niat menyambung tali silaturrahmi dan melengkapi hari kemenangan umat islam tersebut.

Pada hari tersebut juga ada beberapa hiburan bagi para pengunjung, tepatnya berpusat di Jalan Masjid barat desa Durenan mulai dari tanggal 7 syawal malam harinya di awali dengan sholat magrib, setelah juga ada acara selamatan di masjid Babul Ulum Durenan, setelah itu warga bertaburan silaturrahmi pada kyai sesepuh desa, dan para tetangga dan kerabat dekatnya.
Ada juga pesta kembang api di malam tersebut yang mengundang banyak pengunjung umtuk nongkrong sekedar lewat ataupun ikut mencari kesenagan dengan nonton pesta kembang api, pada malam itu juga di ramaikan dengan penampilan seni hadrah dari ibu-ibu PKK desa Durenan dan sekitarnya, begitulah meriahnya Malam Kupatan di desa Durenan.

Tibalah pada acara puncaknya yaitu tanggal 8 syawal diiringi dengan lantunan lagu Qosidah yang dikumandangkan dari Masjid Babul Ulum, mulailah berbondong-bondong pengunjung datang baik untuk bersilaturahmi maupun untuk melihat ramainya Kupatan Desa Durenan. Tepat pada jam 9 tradisi penerbangan balon raksasa dimulai. Para pengunjung mulai memadati pusat desa tersebut dan tak terhidarkan dari kemacetan bahkan sampai belasan kilo panjangnya antrian di jalanan. Penerbangan balon raksasapun tidak memerlukan sedikit waktu. Sekitar 1 jam balon tersebut baru dapat di terbangkan.
Sebut saja yang bernama Sofwan, bocah yang masih balajar di bangku kuliah inilah arsiteknya sudah beberapa tahun akhir ini dia membuat balon yang dia meternya mencapai 30 meter. Awalnya dia iseng-iseng karena sejak dahulu para pendahunya setiap tahun membuat balon raksasa tersebut. Nizarul Fauzi adalah seorang yang pertama kali menggagas balon raksasa tersebut.

Saking ramainya pengunjung kemecetan baru dapat berakhir pada sore harinya. Dan sembari menunggu kemacetan para pengunjung dapat mampir kerumah-rumah warga untuk mencicipi hidangan ketupan yang pastinya sangat lezat dan pasti ketagihan.
Bagi temen2 yang sekiranya ingin merasakan hari kemenangan sperti di atas, silahakan datang besok pada tanggal 8 syawal di Kota Ketupat yang berpusat di Jl. Masjid Barat desa Durenen Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Jawa Timur.


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H, 10 September 2010. Minal aidzin wal faiidzin mohon maaf lahir dan batin.



By Aszharie Sarkaraya Cah Nggalek

Sarkaraya

0 komentar


SARKARAYA ceeek Sound

Oo……oo…..o..o…o….Oo….oo…ooooo………….2x


Kami inilah Sarkaraya..


Kami datang untuk Surabaya


Dimana kau berada


Kami selalu ada karna kamilah Sarkaraya


Oo……oo…..o..o…o….Oo….oo…ooooo………….2x


Rek-rek aku teko rek


Suroboyo kudu menanango


Budal rono budal rènè


Ojok kesuwen 2x


Ndang menango


Pastikan-pastikan kita harus menang


Satukan tekatmu raihlah prestasimu


Majulah-majulah ayo Sarkaraya


Disini… kami pas..ti menang


Oo……oo…..o..o…o….Oo….oo…ooooo………….2x